Frasa atau Frase adalah satuan yang terdiri atas dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat. Frasa tidak dapat membuntuk kalimat yang sempurna karena tidak memiliki predikat. Pengertian yang lain, frasa adalah sebuah makna linguistik atau lebih tepatnya suatu satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat. Lebih jelasnya, Frasa adalah kumpulan kata nonpredikatif (tidak memiliki predikat).



Ciri-Ciri Frasa
Adapun ciri-ciri frasa, diantaranya yaitu:
1.     Minimal harus tediri dari dua kata atau lebih
2.     Menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat
3.     Harus memiliki satu makna gramatikal
4.     Bersifat nonprediktif atau tidak memiliki predikat
5.     Selalu menduduki satu fungsi kalimat

Jenis-Jenis Frasa

Terdapat beberapa kategori atau jenis frasa diantaranya:

Frasa Setara dan Frasa Bertingkat

a. Frasa setara adalah frasa yang unsur penyusunnya memiliki kedudukan yang sama atau setara. Berikut contoh frasa setara: Saya dan Adik makan-makan dan minum-minum di depan rumah. Frasa saya dan adik merupakan frasa yang sama, karena antara unsur saya dan unsur adik memiliki kedudukan yang sama atau tidak saling menjelaskan. Selain itu, frasa makan-makan dan minum-minum juga termasuk frasa setara.

b.  Frasa bertingkat adalah frasa yang terdiri atas inti dan atribut. Berikut cointoh frasa bertingkat: Ayah akan pergi nanti sore. Frasa nanti sore terdiri atas unsur atribut dan inti

Frasa Idiomatik

Perhatikan kalimat dibawah ini:
1.     Dalam peristiwa kebakaran kemarin, seorang karyawan menjadi kambing hitam
2.     Untuk syukuran anaknya, pak andi menyembelih seekor kambing hitam

Kontruksi Frasa

Frasa memiliki 2 konstruksi yaitu konstruksi endosentrik dan eksosentrik.
a.     Frasa Endosentrik

Terdapat 3 jenis frasa endosentrik , diantaranya seperti:
1.   Frasa endosentrik yang koordinatif yaitu frasa endosentrik yang dihubungkan dengan kata “dan” dan “atau”. Contohnya: Jendela dan pintu sedang dicat
2.   Frasa endosentrik yang atribut yaitu frasa endosentrik yang tersusun atas unsur yang tidak setara. Contohnya: Pekarangan luas yang akan didirikan bangunan itu milik Pak Somad.
3.   Frasa endosentrik yang apositif yaitu frasa endosentrik yang secara semantik, setiap unsur frasa ini memiliki makna yang sama. Unsuie yang dipentingkan disebut unsur pusat, sedangkan unsur keterangan disebut aposisi. Contohnya: Dila, Keyla, Salwa, berhasil menjadi murid teladan.
b.    Frasa Eksosentrik

Frasa Eksosentrik adalah frasa yang distribusinya tidak sama dengan salah satu atau semua unsurnya. Perhatikan contoh berikut ini: Kedua saudagar itu telah melakukan jual beli. Kalimat diatas, terdiri dari frasa kedua saudagar itu, telah melakukan dan jual beli. Menurut distribusinya, frasa kedua saudagar itu dan telah mengadakan adalah frasa endosentrik dan frasa jual beli adalah frasa eksosentrik. Frasa kedua saudagar itu bisa diwakilkan dengan kata saudagar. Frasa telah melakukan bisa diwakilkan dengan kata mengadakan. Namun, frasa jual beli tidak bisa diwakilkan dengan kara jual ataupun beli karena kediua kata tersebut merupakan inti sehingga memiliki kedudukan yang sama.

Kelas Frasa

Frasa dibagi menjadi 6 jenis kelas kata yaitu
a.     Frasa Nomina atau Frasa Benda. Frasa ini memiliki distribusi yang sama dengan kata benda. Unsur pusat frasa benda yaitu kata benda. Berikut contohnya:
1.     Indah mendapatkan hadiah ulang tahun
2.     Indah mendapatkan hadiah
b.    Frasa Verba atau Frasa KerjaFrasa ini memiliki distribusi yang sama dengan kata kerja atau verba. Contohnya:
1.     Dela sejak tadi akan menulis dengan pena baru
2.  Alasannya karena frasa akan menulis adalah kata kerja dan distribusinya sama dengan kata kerja menulis.
c.   Frasa Numeralia atau Frasa BilanganFrasa yang distribusinya sama dengan kata bilangan. Biasanya frasa bilangan atau frasa numeralia dibentuk dengan menambahkan kata penggolong atau kata bantu bilangan. Contohnya: Tujuh orang serdadu menghampirinya ke tempat itu.


d.    Frasa Preposisional atau Frasa Depan. Frasa yang terdiri atas kata depan dengan kata lain sebagai unsur penjelas. Contohnya: Laki-laki di depan itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara.